Jumat, 18 November 2011

Prinsip Dan Asas Bimbingan Konseling

Prinsip Dan Asas Bimbingan KonselingT erdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi pelayanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/Madrasah. Prinsip-prinsip itu adalah:

Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).
Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.

Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.

Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.

Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.

Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.


Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut.

Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.

Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlu-kan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.

Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.

Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.

Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.

Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli (konseli) dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.

Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.

Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli (konseli) memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.

Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.

Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.



DAFTAR PUSTAKA

AACE. (2003). Competencies in Assessment and Evaluation for School Counselor. http://aace.ncat.edu

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor. Naskah Akademik ABKIN (dalam proses finalisasi).

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2005). Standar Kompetensi Konselor Indonesia. Bandung: ABKIN

Bandura, A. (Ed.). (1995). Self-Efficacy in Changing Soceties. Cambridge, UK: Cambridge University Press.

http://putusutrisna.blogspot.com/2010/11/fungsi-bimbingan-dan-konseling.html

BSNP dan PUSBANGKURANDIK, Balitbang Diknas. (2006). Panduan Pengembangan Diri: Pedoman untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Draft. Jakarta: BSNP dan PUSBANGKURANDIK, Depsiknas.

Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan

Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan

Bimbingan dan penyuluhan merupakan terjemahan dari istilah “guidance” yang berarti bimbingan dan “Counseling” yang berarti penyuluhan (Walgito, 1995 : 1).

Sesuai dengan istilahnyam, maka bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai suatu bantuan atau pertolongan, namun tidak setiap bantuan atau pertolongan dapat diartikan sebagaiu bimbingan.  Bentuk bimbingan yang dimaksud membutuhkan syarat-syarat tertentu. Untuk dapat memperoleh pengertian yang lebih jelas di bawah ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian dari beberapa ahli sebagai berikut :


Menurut Smith (1999:94) mengatakan bahwa “bimbingan adalah proses layanan yang diberikan kepada individu guna  membantu mereka memperolaeh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan baik”.

Komunikasi dalam Manajemen Pendidikan

Komunikasi dalam Manajemen Pendidikan

Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu adalah sebagai makluk social, di antara yang dengan yang lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik.


Dalam hubungan seseorang dengan orang lain tentunya terjadinya proses komunikasi itu tentunya tidak terlepas dari tujuan yang menjadi topik atau pokok pembahasan, dan juga untuk tercapainya proses penyampaian informasi itu akan berhasil apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana penyaluran informasi atau berita.

Dalam kenyataannya bahwa proses komunikasi itu tidak selama lancar , hal terjadi dikarenakan kurangnya memperhatikan unsur-unsur yang mestinya ada dalam proses komunikasi.

Dari uraian tersebut, bahwa dalam komunikasi itu perlu diperhatikan mengenai unsure-unsur yang berkaitan dengan proses komunikasi, baik itu oleh komunikator maupun oleh komunikan, dan juga bahwa komunikator harus memahami dari tujuan komunikasi.

B. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan Makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai berikut :
a. Pengertian Komunikasi

Untuk lebih lengkap Makalahnya silakan klik di bawah ini!!!
Download disini!

Perkembangan Ilmu Administrasi dan Manajemen

Perkembangan Ilmu Administrasi dan Manajemen

Perkembangan Ilmu Administrasi dan Manajemen, Dalam dunia pendidikan di indonesia, bidang studi administrasi pendidikan boleh dikatakan masih baru. Di negara-negara yang sudah maju, mulai berkembang dengan pesat sejak pertengahan  pertama abad ke-20, terutama sejak berakhirnya dunia kedua, khususnya di negara kita indonesia, administrasi pendidikan baru di pekenalkan melalui beberapa ikip sejak tahun 1960-an dan baru  masuk sebagai mata pelajaran dan mata ujian di sga/spg sejak tahun ajaran 1965/1966.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika para pendidik sendiri bayak yang belum dapat memahami berapa perlu dan pentingnya administrasi pendidikan itu dalam penyelengaraan dan pengembangan pendidikan itu sendiri sebagai ilmu terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan pendidikan di negara masing-masing.

Sebagai ilmu pengetahuan administrasi merupakan suatu fenomena masyarakat yang baru, karena baru timbul sebagai suatu cabang dari pada ilmu-ilmu sosial, termasuk perkembangannya di indonesia. Sekalipun administrasi sebagai ilmu pengetahuan yang baru berkembang di indonesia, dengan membawa perinsip-perinsip yang universal, akan tetapi dalam perkteknya harus diseduaikan dengan situasi kondisi indonesia  dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempunyai pengaruh (impack) terhadap perkembangan ilmu administrasi sebagai suatu disiplin ilmiah yang berdiri sendiri.

Pengembangan di bidang administrasi dalam rangka peningkatan kemampuan administrasi (administratif capability), bukan saja diperuntukkan dalam lingkungan pemerintah saja, tetapi juga sebagai organisasi-organisasi swasta, terutama dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional.

Setiap organisasi memiliki aktivitas-aktivitas pekerjaan tertentu dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Salah satu tugas tersebut dalam manajemen. Dalam organisasi bisnis dikenal antaralain manajemen pengangkut dan pengiriman, manajemen pembelian gudang, manajemen perencanaan, manajemen operasi, dan sebagainya. Dalam organisasi pendidikan macam-macam manajemen seperti itu tidak dikenal melainkan hanya ada sejenis manajemen yang bertingkat ialah manajemen tertinggi sampai dengan manajemen terdepan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Administrasi sebagai ilmu (science) dan seni (art).
Sebagai ilmu pengetahuan admiinistrasi merupakan suatu fenomena masyarakat yang baru, karena baru timbul sebagai sebagai suatu cabang dari pada ilmu-ilmu sosial termasuk perkembangan di indonesia. Sekalipun ilmu administrasi baru berkembang di indonesia, dengan membawa prinsip-perinsip yang universal, akan tetapi dalam prakteknya harus di sesuaikan dengan kondisi indonesia dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempunyai pengaruh (impact) terhadaf perkembangan ilmu administrasi sebagai suatu disiplin ilmiah yang berdiri sendiri.

Pengembangan di bidang administrasi dalam rangka penigkatan kemampuan administratif (administrativ capability), bukan saja di peruntukan dalam lingkungan pemerintah saja, tetapi juga bagi organisasi-organisasi swasta, terutama dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional. Administrasi sebagai ilmu pengetahuan termasuk kelompok ‘’appilied sciences’’ karena kemamfaatanya hanya ada apabila perinsip-perinsip, rumus-rumus dan dalil=dalilnya di terapkan mutu berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara . Sedangkan administrasi dalam suatu peraktek atau sebagai suatu seni pada zaman modern sekarang ini merupakan peroses kegiatan yang perlu di kembangkan secara terus menerus, agar administrasi sebagai suatu sarana untuk mencapai suatu tujuan benar-benar dapat memegang peranan yang dapat di harapkan.

Administrasi sebagai seni pada hakekatnya timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban manusia. Jelasnya semenjak manusia telah berbudaya, yaitu dengan mengembangkan ciptanya/akal pikirannya, rasanya/seninya, karsanya/kehendaknya dan adanya kerja sama antara 2 orang atau lebih telah merupakan unsur-unsur administrasi dalam kehidupan bersama/barmasyarakat. Oleh karena itu administrasi sebagai suatu seni sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru, karena dengan adanya 2 manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, disana sudah terdapat  administrasi, yaitu administrasi dalam praktek. Herbert A.Simon, misalnya, pernah mengatakan bahwa apabila ada 2 orang yang bekerjasama untuk menggulingkan sebuah batu yang tidak dapat digulingkan hanya oleh satu orang di antara mereka, di sana telah terdapat administrasi.

B.     Administrasi sebagai sesuatu disiplin ilmiah.

Sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa sejak periode prasejarah dan periode sejarah, manusia telah menjalankan sebagian prinsip-prinsip administrasi yang sekarang kita kenal, dan telah menerapkan dalam bidang pemerintahan, perdagangan, perhubungan, pengangkutan dan sebagainya, misalnya terlihat pada zaman Pemerintahan Kerajaan Mataram I, Majapahit dan Sriwijaya (di Indonesia), zaman Pemerintahan Kerajaan Mesir kuno, zaman Perintahan Kerajaan Tiongkok kuno dan sebagainya.

Bukti-bukti peningalan pada zaman tersebut berupa hasil kebudayaan yang sekarang masih dikagumi orang, yaitu candi borobudur, candi kalasan (indonesia). Piramid dari mesir dan pagar tembok raksasa dari tiongkok dll.

Berakhirnya perkembangan administrasi sebagai seni di tandai oleh lahirnya “gerakan manajemen ilmiah’’yang di pelopori oleh frederick w.taylor dari amerika serikat dan henry fayol dari perancis, pada akhir abad XIX dan di sini terdapat dua hal yang perlu di catat,yaitu:
  1. Berakhirnya setatus administrasi sebagai seni semata-mata dan lahirnya administrasi dan manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan (disiplin baru) .
  2. Berahirnya periode prasejarah dan periode sejarah manusia dalam perkembangan administrasi dan manajemen dan tibanya periode “zaman modern” yang dimulai sejak berahirnya abad yang lalu dan terus berkembang sampai sekarang dalam abad XX ini.

Perlu di tambahkan di sini bahwa setiap perkembangan ilmu administrasi yang telah dikemukakan di atas, maka pada waktu yang bersamaan timbul perkembangan-perkembangan mengenai substansi-substansi yang mengenai obyek penelitian dalam ilmu administrasi, misalnya : ilmu manajemen, ilmu aorganisasi, ilmu administrasi negara/ niaga, ilmu administrasi keuangan, kepegawaian, material dan lain-lain

Ilmu pengetahuan timbul dan berkembang oleh karna adanya kebutuhan yang nyata yang dirasakan oleh masyarakat terhadap sesuatu ilmu tertentu. Bagi negara-negara yang pada waktu sekarang ini digolongkan kepada ”negara yang sedang berkembang” (developing countries) dirasakan bahwa teori-teori dan prinsip-prinsip dari pada ilmu administrasi negara yang tradisional yang terutama dikembangkan di dunia barat, khususnya amerika srerikat, sudah tidak memadai terhadap kebutuhan bagi negara-negara yang sedang giat melakukan pembangunan. Oleh karena itu para ahli mulai mengalihkan pikiran, perhatiannya serta waktunya terhadap satu cabang ilmu administrasi yang relevan dengan negara-negara yang sedang berkembang, yaitu ilmu administrasi pembangunan.

C.    Pelopor dan bapak ilmu administrasi 

Kenyataan menunjukkan bahwa sebenarnya ilmu administrasi dan manajemen baru di kembangkan pada akhir abad ke-19, yaitu oleh henry fayol dari perancis dan frederick w.taylor dari amerika serikat. Oleh karena kedua orang tersebut telah mengembangkan ilmu administrasi/manajemen yang di angap moderen pada waktu itu, maka mereka di angap sebagai pelopor atau bapak ilmu administrasi/manajemen.

Adapun perbedaan dari pada analisanya ialah kalau H.fayol pendekatanya mendasarkan diri atas administrative manajement (manajemen administratif), sedangkan f.w.taylor karena pengalamannya mendasarkan analisanya atas operative manajemen (manajemen operatif) yang dimaksud dengan administrative manajement ialah suatu pendekatan dari pimpinan atas sampai ketingkat pimpinan yang terbawah sekalipun, termasuk para pekerjanya. Sedangkan yang di maksud dengan operative manajement ialah pendekatan dari bawah ketingkat yang lebih atas. Titik beratnya ialah efisiensi dan produktivitas para pelaksananya yang terdapat di tingkat bawah.

D.    Henry fayol (1841-1925)

Henry fayol adalah seorang insinyur bangsa perancis yang bekerja pada industri pertambangan. Berdasarkan analisanya ia menarik kesimpulan bahwa perinsip-prinsip pokok dari poada administarasi dapat diterapkan/dijalankan pada semua bentuk dari pada organisasi.

Menurut fayol administrasi merupakan bagian kegiatan dalam badan usaha. Badan usaha adalah yang melaksanakan ke arah suatu sasaran atau tujuan (obyektif) dengan usaha mendapatkan keuntungan yang oftimum dari semua sumber-sumber yang tersedia. Untuk mulaksanakan maksud tersebut diperlukan pekerjaan yang lancar dengan menerapkan ke-6 (enam) fungsi utama, dimana administrasi hanyalah salah satu fungsi kegiatan.
Adapun 6 (enam)fungsi/kegiatan itu ialah:

  1. Kegiatan teknis (operations techniques), yaitu produksi, fabrikasi, pengolahan.
  2. Kegiatan kommersial (operation commerciales), yaitu jual beli, tukar menukar.
  3. Kegiatan finansial (operation financieres), yaitu mencari dan menggunakan uang/kapital.
  4. Kegiatan keamanan (operetion de securite), yaitu perlindungan harta kekayaan dan orang.
  5. Kegiatan akunting (operetion de comptabilite), yaitu imventaris, neraca, nilai harga, statistik.
  6. Administrasi (operotion administratives), yaitu perencanaan, pengorganisasian, memimpin, penkoordinasian dan pengawasan.


Henry fayol mendefinisikan administrasi dalam 5 unsur (elemen)yaitu:

  1. Untuk meramalkan (forecast) dan untuk merencanakan (planning/prevonyance)
  2. Untuk mengorganisasi (organizing/organisation).
  3. Untuk memimpin (commanding/comandement)
  4. Untuk mengkoordinasi (coordinating/coordinatin).
  5. Untuk mengawasi (controlling/controle)

E.    Frederick W. Taylor (1856-1916)

Taylor sebagai seorang Sarjana Teknik yang bekerja pada suatu perusahaan baja di philadelpia mulai mengadakan penyelidikan-penyelidikan dalam rangka usahanya menungkatkan efisiensi perusahaan dan meningkatkan produktivitas para pekerja. Taylor memperhatikan bahwa efisiensi perusahaan tidak terlalu tinggi dan produktivitas buruh rendah karena terlalu banyak waktu dan gerak-gerik kaum buruh yang tidak produktif.

Pada tahun 1898 Taylor diminta oleh perusahaan pabrik baja bethlemen untuk memajukan perusahaan tersebut yang mengalami kemunduran. Taylor mempelajari pekerja-pekerja yang mengangkat besi batang yang harus di bawa dan diletakkan pada gerbong kereta api tiap besi batangan itu beratnya 92 pon (42 kg) setiap pekerja dapat mengangkut 12 ton (125 kwintal) sehari. Berdasarkan atas percobaan dan analisanya, ya sampai pada kesimpulan bahwa:
  1. Tidak semua pekerja melakukan pekerjaannya sesuai dengan bakatnya, maka perlu diadakan pemilihan pekerja yang baik.
  2. Setiap pekerja harus melakukan pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya, maka perlu diadakan latihan daripada pekerja agar dapat diperbaiki metode pekerjaannya 
  3. Untuk menjaga  produktivitas kerja yang baik maka perlu diadakan pembagian waktu bekerja dan waktu beristirahat.
  4. Produktivitas kerja akan terjamin, apabila diadakan sistem standar dari pada hasil kerja dan sistem insentif
    

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

 Pengembangan di bidang administrasi dalam rangka peningkatan kemampuan administratif (administrative capability), bukansaja di peruntukkan dalam lingkungan pemerintahan saja, tetapi juga bagi organisasi-organisasi swasta, terutama dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional.

Administrasi sebagai ilmu pengetahuan termasuk kelompok “appiliend sciences’’, karena kemanfaatannya hanya ada apabila prinsip-prinsip, rumus-rumus dan dalil-dalilnya diterapkan untuk meningkatkan mutu berbagai kehidipan bangsa dan negara.
Untuk lebih lengkap Makalahnya silakan klik dibawah ini!!!

Contoh Skripsi Administrasi, Niaga, Negara, maupun Administrasi - Publik

Skripsi Administrasi - Contoh Skripsi Administrasi, Niaga, Negara, maupun Administrasi - Publik Berhubung sekarang masa masanya mahasiswa Administrasi Strata 1 (S1) maka dari itu saya memposting beberapa contoh skripsi admistrasi Niaga, Negara, maupun publik, selain contoh skripsi contoh Makalah, tesis, kata pengantar, ptk, rpp berkarakter, Makalah admisnistrasi juga saya sediakan di blog aadesanjaya.blogspot.com.


Oh ya rencana kedepannya saya ingin mengumpulkan beebrapa contoh skripsi administrasi yang lain, mememang sebelumnya saya sudah memposting beberapa contoh skripsi, skripsi teknik maupun keguruan (pendidikan) maupun non pendidkan seperti, skripsi ekonomi,keperawatan, bahasa indonesia, psikologi, matematika, kimia, fpok, skripsi teknik mesin, tesis.sipil

Baiklah di bawah ini saya sudah memposting skripsi administrasi Niaga, Negara, Publik. Satu lagi teman teman yang harus saya kasih tahu dalam postingan ini, bahwa dalam postingan ini saya tidak memposting secara lengkap dikarenakan banyaknya data, simbol maupun image yang mendukung tulisan yang ada dipostingan ini, maka dari itu saya akan menyediakan dibawah posting link download agar teman teman mendapatkan contoh skripsi secara lengkap

BAB I
PENDAHULUAN
Skripsi Administrasi



A. Latar Belakang

Transportasi merupakan subsistem dari ekosistem kota, berkembang sebagai bagian kota karena naluri dan kebutuhan penduduk untuk bergerak atau memindahkan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Naluri dan keinginan penduduk untuk mengadakan perjalanan atau memindahkan barang sifatnya umum tersebut selalu menimbulkan masalah dan juga bersifat umum dalam transportasi kota.


Pada kota yang berpenduduk dalam jumlah besar dan mempunyai kegiatan perkotaan yang sangat luas dan intensif, maka diperlukan pelayanan transportasi berkapasitas tinggi dan ditata secara terpadu atau dinamis. Oleh karena itu pada dasarnya transportasi merupakan derived demand artinya permintaan akan jasa transportasi timbul dari permintaan sektor-sektor lain.


Keberhasilan pembangunan yang telah dicapai di segala bidang, sektor transportasi sangat menentukan peranan transportasi bukan hanya untuk melancarkan arus barang dan mobilitas sumber-sumber ekonomi secara baik. Melalui pembangunan jangka panjang peranan transportasi dapat memberi pelayanan yang baik untuk kegiatan manusia. Skripsi Administrasi


 Transportasi itu berfungsi ganda, di satu sisi harus mampu menunjang dan di sisi lain juga mampu merangsang pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Oleh karena itu  pembangunan sektor transportasi harus dilaksanakan secara multidimensional, dalam arti harus memperhatikan tidak hanya situasi dan kondisi transportasi itu sendiri tetapi juga harus memperhatikan lingkungan yang dipengaruhinya dan mempengaruhinya termasuk sarana dan prasarana.


Seiring perkembangan kota maka kebutuhan transportasi diperkotaan meningkat pula, menyebabkan permasalahan transportasi menjadi sangat kompleks sehingga diperlukan tindakan penanganan sesegera mungkin. Permasalahan transportasi perkotaan tersebut antara lain berupa penentuan jenis moda angkutan umum, pola jaringan, izin trayek angkutan, kebijakan perparkiran dan perambuan lalu lintas.


Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1992, tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dijelaskan bahwa untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas serta memudahkan bagi pemakai jalan, maka jalan wajib dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas. Di samping itu dalam tata laksana lalu lintas upaya-upaya dalam menuntun, mengarahkan, memperingatkan, melarang dan sebagainya atau lalu lintas yang ada dengan sedemikian rupa agar lalu lintas dapat bergerak dengan aman, lancar dan nyaman di sepanjang jalur lalu lintas maka dibutuhkan penggunaan rambu-rambu lalu lintas. Skripsi Administrasi


Upaya mengantisipasi/mengurangi permasalahan transportasi di kawasan Kota Palopo diperlukan pendekatan sistem transportasi makro yaitu dengan membagi sistem tersebut menjadi sistem transportasi mikro yang masing-masing mempunyai keterkaitan dan saling mempengaruhi. sistem transportasi mikro yaitu sistem pergerakan diatur dengan sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas. Sistem pergerakan memegang peranan penting dalam menampung pergerakan yang lancar sehingga mempengaruhi kembali sistem kegiatan dan sistem jaringan yang ada dalam bentuk aksesibilitas dan mobilitas.


Perubahan fungsi guna lahan di Kota Palopo sebagai tuntunan pembangunan dengan meningkatnya penduduk perkotaan. Kenyataan ini akan mempengaruhi sistem transportasi khususnya zona bangkitan dan sebaran pergerakan khususnya pada beberapa ruas jalan dengan fungsi guna lahan adalah fungsi perdagangan dan jasa, perkantoran, pendidikan dan perumahan.


Secara empiris fenomena permasalahan transportasi di Kota Palopo utamanya pada ruas jalan utama diakibatkan lalu lintas yang bercampur, perilaku dan kedisiplinan pengendara. Terjadinya gangguan sirkulasi lalu lintas khususnya di pusat kota akibat tidak teraturnya pergerakan pejalan kaki dan kendaraan (bermotor dan non motor). Skripsi Administrasi

Kondisi riil akibat tidak efektif dan efesiensinya sistem perambuan yang ada dikota palopo antara lain banyaknya pengguna jalan yang memarkir kendaraannya pada tempat yang tidak semestinya sehingga mengganggu arus kendaraan yang melintas, rawan kecelakaan, para pengguna jalan mengendarai kendaraannya diatas rata-rata kecepatan yang seharusnya.


Pentingnya penggunaan rambu lalu lintas sebagaimana tersebut diatas, maka penempatannya harus berdasarkan kebutuhan. Rambu lalu lintas di Kota Palopo penempatannya sebagian kurang mampu memberikan informasi dan mengarahkan lalu lintas sehingga diperlukan tindak lanjut untuk peletakan rambu yang efektif dan efisien sehingga maksud penempatan rambu dapat tercapai. Di samping peletakan yang kurang tepat juga diperlukan penambahan rambu seiring dengan perkembangan Kota Palopo.


Penelitian yang lebih lanjut tentang perambuan lalu lintas di Kota Palopo diharapkan dapat memberi manfaat lembaga / instansi terakait dalam pengelolaan rambu lalu lintas sebagai pengendali lalu lintas khususnya untuk meningkatkan keamanan dan kelancaran pada sistem jalan. Skripsi Administrasi



B. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan permasalahan dalam penelitian ini berkaitan dengan Penataan Sistem Perambuan Lalu lintas di Kota Palopo, sebagai berikut :

Bagaimana konsep ideal penempatan perambuan lalu lintas dalam pengaturan lalu lintas di Kota Palopo.                     

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebutuhan rambu lalu lintas dan mengetahui pengaruh penempatan perambuan lalu lintas di Kota Palopo sebagai alat pengendali lalu lintas serta memberikan alternatif penempatan rambu sehingga dapat membantu pengaturan pergerakan lalu lintas dan mengurangi Kemacetan.


2.  Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai bahan masukan kepada instansi terkait dalam pengaturan sistem rekayasa lalu lintas dan manajemen lalu lintas khususnya untuk penempatan rambu lalu lintas di Kota Palopo.



D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian tentang “Penataan Sistem Perambuan Lalu Lintas di Kota Palopo” , terbagi dalam dua bagian yakni ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi.


1. Ruang Lingkup Wilayah

Wilayah penelitian ini dilaksanakan di Kota Palopo yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Wara dan Wara Utara. Dipilihnya lokasi penelitian ini berdasarkan pada trend perubahan guna lahan Kota Palopo yang dapat mempengaruhi sistem transportasi


Identifikasi terhadap semua jenis perambuan lalu lintas terutama pada jalur utama di Kota Palopo dengan melihat keterkaitan antara fungsi guna lahan dengan perambuan lalu lintas dan pengaruh yang ditimbulkan sehingga dapat dikeluarkan konsep perambuan di masa datang. Skripsi Administrasi


2. Ruang Lingkup Materi

Dalam penelitian ini akan membahas tentang sistem perencanaan transportasi dan aspek keruangan. Perambuan lalu lintas sebagai bagian dari sistem transportasi yakni sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas di kaji untuk melihat keterkaitan antara ketiga bahasan tersebut. Kajian ini menjadi bahan dasar peletakan perambuan menurut standarisasi dengan memperhatikan korelasi antar bahasan tersebut.




E. Sistimatika Pembahasan


Dalam penulisan ini akan diambil langkah-langkah yang dapat diuraikan dalam sistimatika pembahasan sebagai berikut:


BAB I   PENDAHULUAN

Sebagai langkah awal dalam penelitian ini menguraikan tentang Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, Ruang lingkup penelitian dan Sistimatika pembahasan itu sendiri.


BAB II KAJIAN PUSTAKA Skripsi Administrasi

Pada bab ini mengkaji tentang Pengertian transportasi, Pendekatan perencanaan transportasi, Manajemen lalu lintas, Perambuan lalu lintas dan kebijaksanaan pemerintah.


BAB  III METODOLAGI PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang Lokasi penelitian, Metode pendekatan, Teknik pengumpulan data dan informasi, Alisa data dan pembahasan serta Kerangka pikir penelitian.


BAB  IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kondisi fisik Kota Palopo, Identifikasi kependudukan Kota Palopo, Aksesibilitas, Tinjauan umum lokasi penelitian, Analisis sistem tata guna lahan dan bangkitan perjalanan, Analisis arus kendaraan, Analisis perambuan lalu lintas dan Konsep ideal penataan sistem perambuan lalu lintas.


BAB  V PENUTUP

Sebagai bahagian akhir dari penelitian ini, maka pada bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Skripsi Administrasi


Dalam BAB II Skripsi administrasi ini memang sengaja tidak saya posting secara lengkap dikarenakan banyak nya data yang tidak dapat saya posting.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Skripsi Administrasi

Metodologi pada dasarnya adalah merupakan disiplin ilmu yang menjelaskan tentang metode-metode ilmiah untuk mengkaji kebenaran dan mengembangkan pengetahuan yang menyangkut  bidang keilmuan.

A.    Waktu Dan Lokasi Penelitian   

Penelitian ini dilakukan di kota Palopo khususnya pada pusat kota (Kecamatan Wara dan Kecamatan Wara Utara), selama dua bulan yaitu mulai bulan Februari sampai bulan Maret tahun 2003 dengan judul “Penataan Sistem Perambuan Lalulintas di Kota Palopo”. Pertimbangan pemilihan judul ini yaitu dengan melihat perkembangan kota Palopo yang begitu pesat sehingga perlu pembenahan di berbagai sektor, termasuk didalamnya adalah sektor transportasi khususnya masalah sistem perambuan lalulintas.


B.    Metode Pendekatan

Untuk mencapai tujuan studi ini melalui suatu proses maka dilakukan dengan urutan pengerjaan dalam studi ini. Urutan-urutan pengerjaan tersebut adalah :
  1. Mengidentifikasi setiap jenis perambuan lalu lintas dan pengaruhnya terhadap sirkulasi lalu lintas dan keselamatan serta kelancaran berlalu lintas.
  2. Mengenali konflik-konflik pergerakan lalu lintas di Kota Palopo khususnya terhadap ruas-ruas jalan utama. 
  3. Menemukenali dampak aktivitas guna lahan terhadap pengaruh sirkulasi     lalu lintas 
  4. Mencermati arah perkembangan kota yang ditandai dengan perubahan   tata guna lahan yang implikasinya terhadap sistem transportasi yang akan terjadi. Skripsi Administrasi

C.    Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data  yang dapat dilakukan dalam penelitian ini dengan 2 (dua) cara, yaitu :
  1. Data Primer, diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap obyek penelitian mengenai perambuan lalu lintas dan aspek-aspek yang berpengaruh terhadap peletakan rambu di Kota Palopo.

Data-data yang diperoleh melalui survey dan pengamatan langsung yang berhubungan dengan penataan perambuan lalu lintas adalah :
  • Jenis penggunaan lahan
  • Volume lalu lintas 
  • Kecepatan asal dan tujuan pergerakan 
  • Kondisi jaringan jalan
  • Jenis, jumlah, kondisi dan penempatan rambu lalu lintas
2.    Data Sekunder, diperoleh melalui pengambilan data dan informasi pada instansi-instansi terkait dan studi kepustakaan yang berkaitan dengan  materi penelitian.

Jenis dan sumber data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
  • Kondisi eksisting penggunaan lahan Kota Palopo, data ini bersumber dari Bappeda dan Dinas Tata Ruang Kota Palopo
  • Jenis dan letak rambu lalu lintas, jumlah armada angkutan mikrolet per rute dan jalur angkutan umum. Data tersebut bersumber dari Dinas LLAJ Kota Palopo 
  • Perkembangan jumlah penduduk Kota Palopo, data ini diperoleh dari Kantor BPS.


D.    Analisa Data Skripsi Administrasi

Untuk dapat mengidentifikasi masalah yang menyangkut peramalan kebutuhan dan lokasi penempatan perambuan lalu lintas di Kota Palopo, maka dipergunakan teknik analisis yakni analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Untuk analisis deskriptif diperoleh dari telaah studi literatur yang menyangkut data yang berupa nilai dan angka, adapun analisis berikut  ini bertujuan untuk mengetahui arus kendaraan pada suatu ruas jalan dengan analisis sebagai berikut, (Morlok, 1985 ; 190 – 192) :

  1. Untuk  menghitung seberapa besar pengaruh lalu lintas terhadap volume       kendaraan yang melintas pada suatu jalan digunakan rumus :

Volume lalu lintas :
Y = N / T

Dimana :

V = Volume lalu lintas yang melalui suatu titik (SMP / Jam)
N = Jumlah kendaraan yang melewati pada suatu jalan (SMP)
T = Waktu pengamatan (Jam)


2.    Untuk menghitung seberapa besar pengaruh kecepatan lalu lintas yang melintasi suatu jalan menggunakan rumus : Skripsi Administrasi

Kecepatan rata- rata :
 U = S / T

Dimana :

U = Kecepatan rata- rata (km / jam)
S = Jarak tempuh (km)
T = Waktu tempuh (jam)

3.    Untuk menghitung seberapa besar kepadatan lalu lintas yang melintasi pada suatu jalan digunakan rumus:

Kepadatan kendaraan :
D = V / U

Dimana :
D = Kecepatan rata-rata kendaraan (SMP / Jam)
V = Volume lalu lintas rata-rata (SMP / Jam)
U = Kecepatan rata-rata kendaraan (Km / Jam)
E     Variabel Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah serta tujuan yang ingin dicapai,maka variabel yang akan diamati dalam penelitian ini berkaitan dengan penataansistem perambuan lalulintas adalah:


1.    Karakteristik Arus Lalulintas

Arus lalulintas merupakan interaksi antar pengendara,kendaraan dan elemen dari jalan serta lingkungan.
  • Sirkulasi Lalulintas
  • Volume lalulintas 
  • Kecepatan Kendaraan
  • Kepadatan Lalulintas

2.    Karakteristik Komponen Lalulintas
a.    Karakteristik Sarana

Sarana adalah kendaraan atau moda angkutan yaitu suatu alat yang dapat bergerak di jalan terdiri dari kendaraan bermotor dan tidak bermotor. Skripsi Administrasi
  • Kendaraan ringan/kecil
  • Keeendaraan sedang
  • Kendaraan berat/besar
  • Sepeda motor


b.    Karakteristik Prasarana
  • Kondisi jalan
  • Rute angkutan umum
  • Kondisi rambu lalulintas

3.    Kondisi Lingkungan
  • Parkir di badan jalan
  • Akses tata guna lahan
  • Perilaku pengendara
  • Pejalan kaki

4.    Sistem Pergerakan
  • Pola pergerakan
  • Daerah pelayanan
  • Prasarana dan sistem transportasi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Skripsi Administrasi
A.    Kondisi Fisik Kota Palopo

1.    Letak dan Batasan Administratif

Kota Palopo merupakan wilayah pengembangan bagian utara Sulawesi Selatan, berada pada posisi 2030’45’’ -  3037’30’’ lintang Selatan dan 119041’15’’ – 121043’11’’ bujur Timur (BPS 2003). Secara Administrastif terdiri atas 4 kecamatan dan 16 Kelurahan serta 12 Desa dengan luas wilayah 247,57 km2 dengan batasan Administratif sebagai berikut : Skripsi Administrasi
  • Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Walendrang
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Buah
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone
  • Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sanggalangi Kabupaten Tanah Toraja.
Kota Palopo telah mengalami pemekaran, yang sebelum tahun 1999 terdiri atas dua kecamatan yaitu kecamatan Wara dan Wara Utara dengan 16 Desa/kelurahan. Pada tahun 1999 mengalami pemekaran menjadi 4 kecamatan  dan 28 Desa/kelurahan secara administrasi terdiri atas :
  • Kecamatan Wara terdiri dari 8 kelurahan dan 2 Desa yaitu : Desa/kelurahan Tompitika, Boting, Amassangan, Lagaligo, Tunarundung, Benten, Surutanga, Mukajang, Murante dan Latuppa.
  • Kecamatan Wara Utara terdiri dari 6 kelurahan yaitu kelurahan Sabbamparu, 
  • Batupasi, Pontap, Bara, Salobulo dan kelurahan Rampang.
  • Kecamatan Wara Selatan terdiri dari 2 kelurahan dan 4 Desa yaitu : Desa/kelurahan Mawa, Takkalala, Songka, Peta, Perangi, dan Saboddo.
  • Kecamatan Tellu wanua terdiri dari 6 Desa yaitu : desa Jaya, Maroangin, Mancani, Battang, Salu Battang dan Sumarambu. 
2.    Ketinggian dan Kelerengan
Kota palopo berada pada ketinggian 0 – 500 m diatas permukaan laut dan mempunyai kemiringan berkisar antara 8% - 40%. Dari kondisi fisik tersebut, keadaan Topografi yang bervariasi diwilayah kota Palopo hanya terdapat di kelurahan Murante, Sampoddo, Mawa, dan kelurahan Salabulo (datar – bergunung). Adapun 24 kelurahan yang lain mempunyai kemiringan 0 – 8% yang berarti wilayah kota Palopo didominasi oleh Topografi datar.

DAFTAR PUSTAKA
Skripsi Administrasi


Anonim, 2000. Modul Manajemen Lalu Lintas, Bahan Mata Kuliah, Manajemen Transportasi. Universitas “45” Makassar.

_______, 2000. Modul Rekayasa Lalu Lintas, Bahan Mata Kuliah, Manajemen Transportasi. Universitas “45” Makassar.

_______, 1993. Keputusan Menteri Perhubungan No. Km. 81 Tahun 1993 Tentang Rambu-rambu di Jalan, Jakarta.

_______, 1992. Undang-undang No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Abubakar, I, dkk. 1999. Rekayasa Lalu Lintas. Direktor Jenderal Perhubungan Darat.

Biro Pusat Statistik, 2002. Kota Palopo dalam Angka.

Jinca, M. Y. 1997. Desain Fasilitas Transportasi, Bahan Kuliah pada Jurusan Teknik Planologi Universitas “45” Makassar.

Morlok, E. K. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga. Jakarta.

Masriady, 2001. Penataan Sistem Perambuan di Kota Maros, Tugas Akhir Jurusan Planologi Universitas “45” Makassar.

Rasul, B. 2002. Pengendalian Arus Lalu Lintas Persimpangan Jalan di Kota Makassar. Tugas Akhir Tahun 2002.

Suhadi, J. 1995. Pembangunan Transportasi dalam Menunjang Pembangunan Ekonomi Nasional, Warta Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Edisi No. 5/6 Tahun 1995. Jakarta, Departemen Perhubungan.

Tamin, O. Z. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung.




Update Kumpulan Skripsi Administrasi Niaga Negara Publik 9 November 2011

Tadi diatas saya sudah memberitahu bahwa postingan ini tidak saya posting secara lengkap, dan teman teman dapat mendownload denga mengklik link download dibawah ini, so silahkan teman teman mendownload Skripsi Administrasi Niaga Negara Publik, dan saya tidak lupa mengupdate contoh skripsi administrasi